Judul : Kronik Peristiwa Madiun PKI
1948
Pengarang : Suratmin
Penerbit :
Mata Padi Presindo, Yogyakarta
Cetakan :
Februari, 2012
Tebal :
132 halaman (viii+124)
Ukuran :14
cm x 21 cm
Suratmin
lahir di Yogyakarta, 15 September 1938.pada tahun 1972, Suratmin mengambil
pendidikan S1 jurusan Sejarah IKIP Negeri Yogyakarta kemudian mengambil
pendidikan S1 Fakultas Filsafat Universitas Gadjah Mada Yogyakarta. Suratmin
pernah menjadi guru Sekolah Dasar Negeri selama 18 tahun (1957-1975) dan
kemudian menjadi tenaga peneliti di Balai Kajian Sejarah dan Nilai Tradisional
Yogyakarta selama 28 tahun (1975-2003).
Buku ini berjenis fiksi karena membahas sejarah PKI
Madiun 1948 dengan disertai bukti-bukti dari sumber yang jelas.
Gerakan Partai Komunis Imdonesia (PKI) merupakan salah
satu dari rangkaian kegiatan komunis internasional yang mana satu gerakan
saling berhubungan dengan gerakan lainnya. Pemberontakan bersenjata yang
dilakukan oleh PKI terhadap pemerintahanyang sah di Madiun pada tanggal 18
September merupakan suatu pengkhianatan terhadap perjuangan Bangsa Indonesia.
PKI ingin merebuat kekuasaan dengan mengatas namakan buruh dan tani yang akan
menguasai pemerintahan di Indonesia.
Pemberontakan PKI Madiun meletus dengan memanfaatkan
kondisi dan situasi pertikaian politik yang tak kunjung reda, bahkan kondisi
ini sengaja dibuat PKI agar bangsa ini terpecah belah. Wilayah Madiun dapat
diduduki PKI dengan singkat. Di berbagai wilayah Madiun, terjadi pembantaian
terhadap orang-orang yang dianggap PKI menghalangi tujuan mereka. Ratusan
pejabat, kyai, dan lainnya dibantai habis-habisan layaknya binatang.
Menanggapi hal ini, pemerintah mengeluarkan surat
peringatan tentang pemberantasan kaum pemberontak. Tak hanya itu, kekuatan
militer juga dikerahkan untuk menangkap para pemberontak dan pimpinan PKI.
Sebagian besar berhasil ditangkap, namun ketika pimpinan PKI berhasil ditembak
mati, juga ada anggota lainnya yang berhasil meloloskan diri.
Sayangnya pemerintah kurang pas dalam memberikan
keputusan akhir bagi mereka yang berkhianat. Mereka bebas dari jeratan hukum di
pengadilan sehingga orang-orang PKI menyusup ke berbagai pihak. Selanjutnya
menyusun kekuatan baru untuk mengulang peristiwa berdarah yang dilakukannya
dengan Gerakan 30 September.
Keunggulan dalam buku ini yaitu sumber-sumbernya jelas,
terdapat pada catatan-catatan kaki dan keterangan yang ada di bagian belakang
buku. Selain itu data-data yang dimasukkan seperti foto dan dokumen pendukung
menambah kelengkapan isi buku ini. namun dalam buku ini juga terdapat beberapa
kelemahan. Pertama, bahasa yang digunakan sedikit rumit sehingga sulit
dipahami. Kedua, masih terdapat pengetikan yang keliru dan penggunaan tanda
baca yang tidak sesuai dengan EYD.
Buku ini direkomendasikan bagi pembaca yang ingin
menambah wawasannya.
No comments:
Post a Comment